Search This Blog
Wednesday, October 21, 2015
Tools of Ijtihad: Ijma' and Qiyas
Ijma’ dalam istilah ahli usul --->> kesepakatan semua para mujtahid dari kaum muslimin dalam suatu masa setelah wafat Nabi SAW atas hukum syariat.
Contoh mudah untuk kita fahami ialah setelah kewafatan Rasulullah SAW, diperlukan seorang pengganti Baginda yang dinamakan khalifah.
Maka kaum muslimin yang ada pada waktu itu sepakat untuk mengangkat seorang khalifah dan atas kesepakatan bersama itu maka diangkatlah Abu Bakar RA sebagai khalifah pertama.
Sekalipun pada permulaannya ada yang kurang menyetujui pelantikan Abu Bakar RA itu,namun kemudian semua kaum muslimin menyetujuinya dengan membaiah (berjanji) beliau. Kesepakatan yang seperti ini dapat dikatakan ijma’.
- Contoh ijma’ yang dilandaskan berdasarkan Al-Quran adalah kesepakatan para ulama atas keharaman menikahi nenek dan cucu perempuan.
Para ulama bersepakat bahwa kata “ummahat” (para ibu) mencakup ibu kandung dan nenek sehingga ke atas anak-anak perempuan mencakup anak dan juga cucu perempuan sehingga ke bawah.
- Contoh Ijma’ yang disandarkan atas sunnah, kesepakatan para ulama bahwa nenek menggantikan hak ibu,jika ibu kandung si mati sudah wafat,dalam bab mirast faraid (mewarisi harta).
Dalam hadis disebutkan,ketika seorang nenek datang bertanya kepada Abu Bakar,lalu Abu Bakar bertanya kepada orang ramai, dan Mughirah lah yang telah memberitahu bahwa Rasul pernah memberi perempuan tua (nenek) 1/6 dari harta warisan cucunya.
Contoh lain:
1) Upaya pembukuan Al-Qur’an yang dilakukan pada masa khalifah Abu Bakar as Shiddiq r.a.
2) Ijma bahwa solat fardhu 5 waktu itu hukumnya fardhu ‘ain
3) Solat tarawih secara berjema’ah
4) Penerapan azan ke 2 pada solat jum’at
5) Boleh mengusap atas sepatu (saat berwudhu) ketika dalam perjalanan (musafir)
6) Saudara saudara seibu sebapak terhalang untuk menerima warisan oleh bapak
7) Nikah adalah suatu ikatan yang dianjurkan syari’at
Qiyas menurut ulama usul --->> menyamakan sesuatu yang tidak ada nash hukumnya dengan sesuatu yang ada nash hukumnya kerana adanya persamaan illat (similarity in reasoning) hukum. Contoh:
1) Setiap minuman & makanan yang memabukan disamakan dengan khamar, ilatnya sama-sama memabukan.
2) Harta anak wajib dikeluarkan zakat disamakan dengan harta dewasa. Menurut pendap[at mazhab syafei kerana sama-sama dapat tumbuh berkembang & dapat menolong fakir miskin.
3) Merokok memudhoratkan kesihatan
4) Hukum sentuhan anjing adalah najis maka khinzir juga adalah najis dan perlu disertu jika bersentuhan.
5) Segala adalah harus dalam perkara muamalat sehingga ada dalil larangannya. Ini adalah kerana firman Allah SWT dalam Surah al-Baqarah ayat 29:
"Dialah (Allah), yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu..."
Wallahu'alam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment