Pages

Pages

Friday, April 24, 2015

Muslim vs Salib


Tathayyur atau Thiyarah


- Takut kepada Salib adalah kepercayaan tahyul atau thiyarah. Thiyarah akan membawa pelakunya kepada perbuatan syirik kepada Allah SWT.

"Ya Allah, tidak ada keburukan, kecuali telah engkau tetapkan. Dan tidak ada kebaikan kecuali telah Engkau tetapkan. Dan tidak ada Tuhan selain Mu"(HR. Imam Ahmad, disahihkan oleh al-Albani dalam Ahadits ash-Shahihah)


Dalam masyarakat kita, ramai yang percaya pada Tathayyur atau Thiyarah, iaitu merasa bernasib sial kerana terlihat sesuatu seperti burung hantu, ular, cermin pecah ataupun salib. Ramai yang percaya bahwa kalau ada kupu2 di rumah, itu pertanda akan kedatangan tamu. Kalau mata berdenyut tandanya akan menangis atau kalau nampak burung hantu diatas rumah atau anjing melolong-lolong (berteriak panjang) tengah malam, akan berlaku kematian, atau ada ahli keluarga yang akan telah meninggal dunia. Dan baru2 ni, ada pula orang percaya bahwa jika ternampak salib, akidah akan tergugat dan hilang.


Ibnu Qayyim berkata: “Orang yang bertathayyur itu tersiksa jiwanya, sempit dadanya, tidak pernah tenang, buruk akhlaknya, dan mudah terpengaruh oleh apa yang dilihat dan didengarnya. Mereka menjadi orang yang paling penakut, paling sempit hidupnya dan paling gelisah jiwanya.” (Miftaah Daaris Sa’aadah (III/273) ta’liq dan takhrij Syaikh ‘Ali Hasan al-Halabi)

Tathayyur (merasa sial) tidak terbatas hanya pada binatang atau kebendaan material saja, tetapi juga pada nama-nama, bilangan, angka, orang-orang cacat dan sejenisnya. Semua itu diharamkan dalam syari’at Islam dan dimasukkan dalam kategori perbuatan syirik oleh Rasulullah SAW, kerana orang yang bertathayyur menganggap hal-hal tersebut membawa untung dan celaka.

Thiyarah hukumnya syirik kepada Allah SWT, sebagaimana disabdakan Rasulullah Saw, “Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik.” (HR. Abu Daud dari Abdullah bin Mas’ud).

Allah SWT berfirman:
“Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: ‘Ini disebabkan (usaha) kami.’ Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang bersamanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS 7:131)

Ibnu Jarir ath-Thabari dalam Tafsirnya mengatakan: “Allah SWT telah menceritakan bahwa apabila pengikut Fir’aun mendapat keselamatan, kesuburan, keuntungan, kemakmuran dan banyak rizqi, serta menemukan kesenangan duniawi, mereka mengatakan: ‘Kami memang lebih pantas mendapatkan semua ini.

Sebaliknya, manakala tertimpa kejelekan berupa kekeringan, bencana dan musibah, mereka bertathayyur kepada Musa Alaihissallam dan orang-orang yang besertanya, yakni melemparkan penyebabnya kepada Musa dan orang-orangnya. Mereka mengatakan: ‘Sejak kedatangan Musa, kita kehilangan kemakmuran, kesuburan dan tertimpa krisis.’”

Allah SWT menyebutkan bahwa keberuntungan, kemakmuran, dan keburukan serta bencana kaum Fir’aun dan yang lainnya tidak lain adalah ketetapan yang baik dan yang buruk semuanya dari Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui sehingga mereka menuduh Musa Alaihissallam dan pengikutnya sebagai penyebabnya.”(Tafsiir Ibni Jarir ath-Thabari - VI/30-31)

Thiyarah termasuk syirik yang menafikan kesempurnaan tauhid. Dalam Sahih Muslim disebutkan, dari Mu’awiyah ra, bahwasanya ia berkata kepada Rasulullah SAW : "Di antara kami ada orang-orang yang bertathayyur.” Lalu beliau bersabda: “Itu adalah sesuatu yang akan kalian temui dalam diri kalian, akan tetapi janganlah engkau jadikan ia sebagai penghalang bagimu."

"Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu (jangan cuaikan perintahKu), jika betul kamu orang-orang yang beriman."(QS 3:175)





Wallahu'alam

No comments:

Post a Comment